Bandar Lampung, inihari.id – Dampak pemadaman listrik yang terjadi di Lampung dan beberapa daerah lain di Sumatera sejak Selasa (4/6) siang hingga Rabu malam (5/6) menyebabkan kerugian para pengusaha yang mencapai miliaran rupiah.
Berdasarkan hal itu, sosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan kompensasi kepada para pelaku usaha yang merugi akibat pemadaman listrik tersebut.
“Blackout yang terjadi mengakibatkan operasional usaha, dari UMKM hingga perusahaan besar terkendala dan merugi, jika ditotal kerugian bisa mencapai miliaran rupiah,” kata Sekretaris Apindo Lampung, Yanuar Irawan saat ditemui di Novotel Lampung, Kamis (6/6/2024).
Yanuar mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi menyebabkan banyak lokasi usaha yang tidak beroperasi lebih dari 24 jam.
Ia pun menyarankan agar PLN menyiapkan skema kompensasi bagi pengusaha yang benar-benar rugi.
“Ini banyak kerugian yang dialami para pengusaha. Ini tidak bisa dianggap ringan sehingga jadi evaluasi bagi PLN bagaimana perusahaan bisa mengajukan kompensasi,” kata Yanuar
“Jadi kompensasi ini bisa diberikan kepada pengusaha yang betul-betul mengalami kerugian akibat dampak pemadaman ini,” tambahnya.
Menurut Yanuar, para pengusaha meminta kompensansi lantaran selama pemadaman listrik perusahaan tidak bisa beroperasi.
“Pemadaman listrik cukup lama tentu dari sisi produksi tidak bisa mereka lakukan dan kerugiannya tidak sedikit. Kalau berdampak pada produksi tentu berdampak juga pada karyawan, sehingga untuk menutupi itu apa langkah yang akan dilakukan pihak PLN?,” tanya Yanuar.
Selanjutnya pengurus Apindo akan bertemu dengan para pelaku usaha di Lampung untuk membahas dampak dari pemadaman listrik.
“Rencananya dalam waktu dekat kita akan kumpulkan teman-teman pengusaha termasuk dengan DPRD Lampung. Kita akan melakukan tindaklanjuti dari mati lampu kemarin,” tegasnya.
“Banyak yang sudah telepon bahwa kerugian yang dialami teman-teman pengusaha tidak sedikit. Jangankan pengusaha kita yang rumah tangga saja tidak sedikit persoalan yang kita hadapi,” sambungnya.
Yanuar yang juga Ketua Komisi V DPRD Lampung menyayangkan blackout listrik yang terjadi selama 2 hari. Menurutnya masalah semacam ini harusnya bisa dideteksi sejak dini dan dilakukan langkah antisipasi.
“Semestinya kerusakan ini sudah bisa diprediksi dari awal karena sifatnya makro. Kalau kerusakan kecil barang kali memang tidak diprediksi, tapi kerusakan besar masa iya PLN tidak bisa mendeteksi,” ujarnya.
Untuk itu, Yanuar meminta PLN untuk dapat melakukan evaluasi menyeluruh agar hal serupa tidak terjadi lagi.
“Ini menjadi evaluasi untuk PLN, kita juga sudah menyampaikan kepada PLN bagaimana sikap mereka. Bukan hanya sekadar selesai cukup minta maaf saja. Tapi ada tindak lanjut dari persoalan ini,” tandasnya. (*)