BANDAR LAMPUNG, INIHARI.ID – Pernyataan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang meminta para seniman Lampung menemui panitia Pekan Raya Lampung (PRL) untuk “Berdialog” ditanggapi beragam masyarakat Lampung.
Panglima Laskar Lampung Ir. Nerozeli Agung Putra Koenang mengatakan, seharusnya bukan para seniman Lampung yang menemui panitia. Tetapi panitia PRL lah yang mengundang.
“Atau pihak Pemprov melalui salah satu satkernya yang memfasilitasi pertemuan dengan pihak PRL. Kalau seniman yang datang ke sana, pasti tidak akan dihargai. Kemudian tidak ada nilai tawarnya,” kata Nero Koenang, Selasa(23/4/2024).
Pernyataan tersebut di dukung Helmi Fauzi seorang penggiat sosial dan mantan jurnalis. Menurutnya, Gubernur Lampung tinggal hubungi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Dinas terkait untuk memfasilitasi dialog antara seniman atau musisi Lampung dengan EO.
“Sebenarnya kan nggak terlalu sulit jika Pak Gubernur mau. Lagi pula masih ada waktu untuk penyempurnaan acara hajatan rakyat Lampung ini,” ujarnya.
Sementara Sani Rizani Ketua Lampung Police Watch turut menyangkan pernyataan Gubernur Arinal Junaidi, menurutnya tidak seharusnya seniman yang datang duluan ke panitia PRL.
“Kesannya kok seniman Lampung yang disuruh ngemis panggung. Asli bener nggak punya aroma seni pemimpin kita ini, ” sindir bikers anggota Motor Antik Club Indonesia (MACI) Lampung itu.
Sependapat, Guru Besar Pencak Silat Keratuan Lampung, Toni zakaria mengatakan, jika seniman yang duluan datang ke panitia PRL untuk minta bertemu, tentu biasanya kurang di hargai.
“Tapi kalau pak gubernur yang memerintahkan pasti langsung di tanggapi pihak penyelenggara,” ujarnya.
Toni berharap, Pemprov Lampung melalui dinas terkait dapat memfasilitasi pertemuan antar seniman Lampung dengan pihak PRL.
“Ya agar persoalan ini bisa segera selesai, sehingga keinginan para seniman Lampung terakomodir dengan baik dan tidak saling merugikan antar pihak,” ujar penggiat dan penjaga seni budaya Lampung itu.
Sementara, musisi dan penyanyi Frans Rizky Aditya alias Kiki The Potters mengatakan pandangan yang tidak jauh berbeda.
Menurut pelantun tembang hits “Kamu Ketahuan” itu, pernyataan Arinal Djunaidi selaku Gubernur Lampung kurang tepat dan kurang elok.
“Ya kurang tepat dan kurang elok lah, apalagi beliau itu Gubernur Lampung, kok tanggapannya begitu,” kata Kiki.
Menurut Kiki, harusnya yang mengundang dialog dan memfasilitasi dialog itu panita PRL, bukan seniman yang ujug-ujug minta ketemu sama panitia acara.
“Perlu diluruskan itu pernyataan gubernur,” sergahnya.
Menurut Kiki, PRL selama berjalan dari tahun ke tahun tak ubahnya pasar malam yang di balut konsep acara HUT Lampung.
“Minim kreatifitas mulai dari perencanaan, sound system , dan konsep acara terkesan B saja untuk kelas provinsi. Ya kalau lihat daerah lain, mengadakan HUT penuh dengan inovasi dan kreasi dari tahun ke tahun, semua lini seni budaya dilibatkan,”
“Masa acara daerah sekelas provinsi kita Lampung kalah kreatif dengan Kabupaten Malang kalau ngadakan acara, (Ini kata seorang Produser TV Swasta Nasional) jadi berkesan nggak buang-buang anggaran,”
“Entahlah mengapa di Lampung bisa terjadi begini mungkin karena di sini pejabat pemerintahan kita orangnya sudah terlalu banyak yang pintar-pintar,” sarkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Lampung Arinal Junaidi menyarankan kepada para musisi dan seniman lokal Lampung yang ingin berpartisipasi di Pekan Raya Lampung agar menemui panitia penyelenggara.
“Silakan temui (penyelenggara) ajak dialog untuk ikut berpartisipasi lagu daerah, itu (jalan) yang terbaik,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (21/4/2024).
Arinal mengatakan, sudah sewajarnya seniman Lampung diterima dan diajak terlibat untuk berpartisipasi di perhelatan rangkaian HUT ke 60 yang akan digelar di PKOR Way Halim pada 22 Mei hingga 10 Juni 2024 mendatang.
“Ya silakan temui penyeleggaranya, ajak dialog untuk ikut dengan alasan berpartisipasi lagu daerah itu yang baik. Jangan semua di bebankan ke saya pak, tolong semangat untuk berjuang,” ujar Arinal singkat. (FSA).