Katibung, inihari.id – Masyarakat dusun Sebalang 2, Desa Tarahan, Kecamatan Ketibung, Kabupaten Lampung Selatan, menutup jalan masuk menuju PLTU Sebalang, dan melarang truk-truk pengangkut batubara melintas, Selasa, 23 Juli 2024.
Warga menuntut konvensasi dana trucking batubara yang melintas di wilayah mereka diberikan secara transparan dan terbuka ke warga desa yang terdampak.
Pihak Babinsa Koramil Ketibung, personil Polsek Ketibung, Pamobvit Polres Lampung Selatan pun turun langsung melakukan pengamanan dan berupaya memediasi antar pihak terkait.
Berdasarkan informasi dari sumber terpercaya yang enggan disebut namanya, selama ini pihak trucking batubara telah memberikan konvensasi berupa santunan ke masyarakat, melalui RT setempat.
“Pihak trucking batubara sebenarnya sudah memberikan santunan kepada desa melaui RT, tetapi belum disalurkan,” terangnya.
Belum disalurkannya dana tersebut, alasannya akan dikumpulkan dulu. Kalau sudah banyak, baru akan dibagi rata.
“Tetapi kami tidak tau seperti apa sekarang bentuk dan berapa jumlah uang santunan yang sudah diberikan tersebut,” ungkap dia.
Dia melanjutkan, sebenarnya uang trucking woodchip sudah diberikan ke pihak desa melalui Kepala Desa (Kades). Namun patut diduga pembagiannya tidak merata dan koruptif.
“Jadi sekarang sebenarnya permasalahannya adalah internal antara kades dan warganya sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut beber dia, pihak perusahaan sebenarnya sudah mengikuti dan mematuhi peraturan baik peraturan pemerintah daerah maupun pemerintah desa.
“Sebenarnya para kendaraan truk batubara tidak salah, yang salah adalah oknum pemerintah desanya. Mereka tidak transparan dalam mengelola uang dari dana trucking tersebut,” tegasnya.
Khairul, Kepala Desa setempat membantah jika pihaknya tidak transparan dalam mengelola keuangan terkait dana trucking batubara.
Menurutnya, uang tersebut sudah diserahkan ke RT setempat. Namun belakangan terkuak informasi jika dananya sudah habis dipakai oknum RT mereka untuk keperluan pribadi.
“Dana santunannya sudah kami serahkan ke RT, dan informasinya habis dipakai RT mereka sendiri,” bantahnya melalui pesan Whatsapp.
Masih kata dia, penyerahan dan santunan yang diberikan pihak trucking batubara tidak ada yang melalui desa apalagi kepala desa. Tetapi ada teamnya sendiri.
Selama ini sambungnya, yang sudah memberikan konvensasi atau santunan kepada masyarakat melalui team dan RT setempat baru dari trucking batubara.
“Kalau dari wood chip belum, ini baru akan dipanggil lagi. Dulu pernah dipanggil tapi belum ada keputusan. Sekali lagi kalau-batu bara itu ada team nya Kadus dan RT,” tutupnya.
Setelah mediasi yang juga dihadiri Kepala Desa Tarahan Hairul dan Kepala Dusun Sebalang Nur Alim, masyarakat pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. (FESA).