LAMPUNG SELATAN, INIHARI.ID – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi Konservasi Wilayah (BKSDA SKW) III Lampung mendukung penuh Konservasi Hewan Penyu yang dilakukan masyarakat Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
“Kami sangat mendukung konservasi penyu yang dilakukan masyarakat Pulau Sebesi agar habitat penyu tetap lestari dan terjaga,” kata Apriyan Sucipto petugas BKSDA Bengkulu, SKW III Lampung melalui rilis yang dikirim ke redaksi inihari.id, Selasa (23/4/2024).
Diterangkannya, di Pulau Sebesi banyak dijumpai Penyu Sisik dan Jenis Penyu lainnya. Masyarakat pulau secara mandiri dengan kesadaran tinggi melakukan konservasi penyu.
“Kami apresiasi apa yang dilakukan masyarakat tersebut. Mereka saling berinteraksi positif di sepadan pantai atau di Dermaga Pulau Sebesi untuk menetaskan telur penyu dan menjaga bayi penyu hingga mencapai bibir pantai untuk bergabung dengan habitatnya di lautan,” ujarnya.
Apriyan menjelaskan, Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) merupakan satwa dilindungi dengan status konservasinya yaitu Crittically Endangered (sangat terancam punah) berbeda dengan penyu jenis lekang, penyu hijau dan Penyu tempayan dengan status konservasi terancam punah.
Karakteristik Penyu sisik adalah bentuk kepala yang memanjang dengan rahang yang cukup besar dan memiliki mulut yang meruncing menyerupai paruh burung elang, sehingga dinamakan (Hawksbill turtles).
Salah satu karakteristik penyu sisik yang sangat mudah terlihat adalah susunan skat yang menghiasi karapaksnya. Karapaks pada penyu sisik memiliki lima skat tengah dan empat pasang skat lateral, dengan bagian belakang skat yang saling tumpang tindih sedemikian rupa sehingga pinggiran belakang karapaksnya terlihat bergerigi, mirip dengan tepi gergaji atau pisau bistik. Karapaks penyu tersebut diketahui dapat mencapai panjang 1 m (3 kaki).
“Pasir yang dilalui penyu sisik membentuk pola asimetris, karena mereka merangkak di atas tanah dengan cara berjalan alternatif. Berbeda dengan penyu hijau dan penyu belimbing yang merangkak secara simetris,” bebernya.
Apriyan berterimakasih ke masyarakat Pulau Sabesi yang sudah turut menjaga kelestarian habitat Penyu Sisik.
“Semoga pelestarian Penyu Sisik ini terus dilakukan masyarakat bekerjasama dengan BKSDA. Sebab jika tidak, akan punah dan akan sulit dijumpai lagi,” pungkasnya. (FSA)