BANDARLAMPUNG , INIHARI.ID — Rendahnya hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) siswa SMP yang mengikuti seleksi masuk sekolah unggulan di Provinsi Lampung menuai sorotan dari DPRD setempat.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Lampung, Fauzi Heri, menilai ketimpangan antara nilai TKA yang rendah dan nilai rapor yang tinggi menjadi indikasi adanya masalah dalam sistem penilaian di tingkat SMP.
“Kalau TKA rendah sementara rapor tinggi, berarti ada yang salah dalam sistem penilaian di sekolah asal. Rapor memang menilai aspek kognitif, keterampilan, dan sikap. Tapi untuk seleksi akademik, aspek kognitif semestinya jadi fokus utama,” kata Fauzi, Rabu (25/6/2025).
Sebelumnya, sebanyak 3.863 siswa mengikuti TKA pada 11–12 Juni 2025 sebagai bagian dari seleksi masuk jalur prestasi ke sekolah unggulan. Hasilnya, mayoritas peserta memperoleh nilai di bawah standar.
Data Dinas Pendidikan Lampung mencatat hanya 10,34 persen siswa yang mendapat nilai di atas 50. Sisanya, 89,66 persen atau 3.533 siswa meraih skor di bawah ambang batas tersebut.
Fauzi menyebut kondisi ini memprihatinkan, mengingat materi TKA mencakup pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan muatan lokal yang sudah diajarkan di tingkat SMP.
“Kalau nilai rapor fantastis, seharusnya hasil TKA juga mencerminkan itu. Tapi kenyataannya, sebagian besar gagal,” ujar dia.
Ia juga mengingatkan sekolah dan guru agar menjaga integritas dalam memberi nilai. Menurutnya, kewajiban mencantumkan transkrip nilai dalam sistem zonasi jangan dijadikan alasan untuk melambungkan nilai rapor tanpa dasar kompetensi.
“Jangan sampai sekolah berlomba-lomba menaikkan nilai demi mengejar sekolah favorit, tapi mengabaikan kualitas akademik sebenarnya,” ujarnya.
Fauzi berharap hasil ini menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pendidikan dan pemangku kepentingan untuk memperbaiki standar penilaian, terutama di jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama.(*)