BANDARLAMPUNG, INIHARI.ID – Seorang supir truk meninggal dunia di dalam kendaraannya saat mengantarkan singkong petani ke pabrik.
Peristiwa tragis ini terjadi di sekitar Pabrik Tapioka SPM 2, Kampung Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, pada Senin (17/3/2025).
Ketua Komisi II DPRD Lampung, Ahmad Basuki, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini. Menurutnya, sejumlah supir truk harus antre hingga tiga hari untuk mengantarkan singkong ke pabrik.
“Kami sangat prihatin atas meninggalnya salah satu supir truk di Lampung saat hendak mengantarkan singkong ke pabrik. Informasinya, sejumlah supir truk antre sampai tiga hari. Hal ini tentu sangat melelahkan,” ujar Basuki
Menurutnya, antrean panjang ini terjadi akibat polemik yang belum terselesaikan antara petani dan pengusaha singkong.
“Antrean yang berkepanjangan hingga tiga hari menyebabkan para supir kelelahan. Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Semoga almarhum husnul khatimah di bulan Ramadan ini,” tambahnya.
Terkait persoalan tata niaga singkong di Lampung, Basuki menyebut hingga kini belum ada kepastian. Bahkan, Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Singkong terus diperpanjang untuk mencari solusi terbaik.
“Kami terus berupaya mencari jalan keluar. Sayangnya, setelah adanya putusan dari gubernur dan menteri, kondisi di lapangan masih belum berubah. Akibatnya, masyarakat pun semakin resah,” tuturnya.
Banyak petani singkong kini mulai beralih menanam padi dan jagung karena kesulitan menjual hasil panennya.
“Hal ini wajar terjadi karena mereka kesulitan menjual singkong. Kami berharap persoalan ini segera teratasi agar kejadian serupa tidak terulang,” lanjutnya.
Basuki menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya mencarikan solusi bagi petani dan pengusaha.
“Kami sudah mengetahui akar masalahnya. Saat ini, pupuk untuk singkong sudah disubsidi. Harapannya, ke depan perusahaan bisa memenuhi kebutuhan petani, begitu pula sebaliknya. Kami akan terus memperjuangkan hal ini,” pungkasnya.(*)