JAKARTA, INIHARI.ID – Jakarta Future Festival (JFF) 2025 resmi dibuka di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat (13/6/2025). Festival yang berlangsung selama tiga hari, hingga Minggu (15/6), menjadi ruang kolaboratif lintas sektor yang menghadirkan berbagai elemen kreatif dari film, seni, teknologi, hingga budaya urban.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, yang hadir membuka acara secara resmi, menekankan pentingnya ruang-ruang kreatif seperti JFF dalam membentuk ekosistem kota yang adaptif dan progresif. Menurut Rano, festival ini bukan sekadar perayaan seni dan kreativitas, tetapi juga menjadi laboratorium sosial yang mampu mendorong lahirnya ide-ide baru dan gagasan kolektif.
“Langkah ini diharapkan menjadi ruang pengembangan sumber daya manusia serta inkubasi talenta lokal, sehingga mereka bisa tumbuh optimal. Dengan begitu, penyelenggaraan festival film dan kegiatan perfilman lainnya bisa berjalan secara konsisten dan berdampak luas bagi pelaku maupun penikmat film,” ujar Rano di hadapan peserta dan awak media.
Dorong Jakarta Jadi Kota Sinema
Dalam kesempatan itu, Rano juga menyampaikan visinya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota sinema. Ia menyebut, diskusi dalam rangkaian acara JFF 2025 merupakan langkah awal untuk merumuskan pijakan konkret menuju tujuan tersebut.
“Melalui pertukaran perspektif antara organisasi, pelaku industri, dan pemangku kepentingan, diskusi ini diharapkan mampu menghasilkan kerangka kerja konkret untuk mengembangkan Jakarta sebagai kota sinema. Mari kita wujudkan harapan ini agar dapat terealisasi dan melahirkan sineas yang mampu bersaing secara global,” tegasnya.
Rano menyampaikan optimismenya berdasarkan data perkembangan industri film nasional. Sepanjang tahun 2024, industri film Indonesia mencatat rekor tertinggi dengan 122 juta penonton bioskop. Dari jumlah tersebut, lebih dari 65 persen atau sekitar 80 juta orang menyaksikan film produksi dalam negeri—dan mayoritas berasal dari wilayah Jabodetabek.
“Ini menunjukkan dominasi film Indonesia di pasar domestik. Artinya, kita punya fondasi kuat untuk mengembangkan potensi ini lebih jauh, baik dari sisi produksi maupun distribusi,” ujarnya.
Kehadiran Tokoh Perfilman
Acara pembukaan JFF 2025 juga dihadiri sejumlah tokoh penting dalam dunia film dan seni. Salah satunya adalah Yulia Evina Bhara, produser film independen yang dikenal lewat karya-karya visioner seperti Autobiography dan Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash.
Yulia menyambut positif inisiatif Jakarta Future Festival sebagai ruang alternatif bagi para pekerja kreatif. Menurutnya, kolaborasi adalah kunci dalam membangun industri film yang berkelanjutan dan relevan.
“Kreativitas adalah katalis perubahan sosial. Jakarta Future Festival memberi ruang untuk mempertemukan gagasan, memperluas jejaring, dan mendorong inovasi lintas bidang. Ini penting, apalagi di tengah tantangan ekosistem film nasional yang terus berubah,” ujar Yulia.
Platform Inovasi dan Kolaborasi
Jakarta Future Festival 2025 mengusung tema “Collaborate to Elevate”, yang merefleksikan semangat membangun sinergi lintas sektor dalam menghadapi tantangan masa depan. Festival ini menghadirkan rangkaian kegiatan seperti diskusi publik, pameran teknologi, pertunjukan seni, dan lokakarya kreatif yang melibatkan pelaku industri, komunitas, akademisi, hingga publik umum.
Diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) dan Kamar Ekonomi Kreatif Jakarta, JFF 2025 juga mendapat dukungan dari berbagai mitra swasta seperti Balai Pustaka, Bale Power, Groedu Creative, dan Biskom Media.
Festival ini diharapkan menjadi wadah pembentukan ekosistem kreatif Jakarta yang inklusif, terbuka, dan progresif—serta memperkuat posisi Ibu Kota sebagai pusat kebudayaan dan inovasi di Asia Tenggara.(*)
