BANDAR LAMPUNG, INIHARI.ID – Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatera 2025 resmi ditutup di Lampung City Mall, Bandar Lampung, Rabu (25/6/2025). Acara penutupan dilakukan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Pemerintah Provinsi Lampung pun menegaskan komitmennya dalam mendorong penguatan ekonomi syariah, khususnya di wilayah Sumatera.
FESyar merupakan bagian dari rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang akan digelar Oktober mendatang di Jakarta. Dalam sambutannya, Destry menekankan bahwa ekonomi syariah bukan sekadar sistem keuangan berbasis agama, tetapi mengusung nilai inklusif, adil, dan berkelanjutan yang bisa diterapkan secara universal.
“Pengalaman di Jepang dan Eropa menunjukkan tingginya minat terhadap produk halal Indonesia. Bahkan desainer asal Lampung telah tampil di Osaka Expo, membuktikan daya saing produk syariah kita di kancah global,” ujarnya.
Destry menjelaskan, Bank Indonesia melalui Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah terus mengembangkan instrumen pendukung, termasuk pembiayaan untuk UMKM dan pesantren. Ia menilai, membangun ekosistem syariah yang kuat, dari lembaga besar hingga pesantren kecil, merupakan kunci dalam memperluas inklusi ekonomi syariah.
“Tidak semua santri harus menjadi kiai atau ustaz. Mereka juga bisa menjadi pengusaha dengan akhlak yang terbentuk di pesantren,” kata Destry.
Ia juga menyinggung pentingnya wakaf produktif sebagai bagian dari aktivitas ekonomi syariah yang berorientasi pada keberkahan, bukan semata profit. Salah satu contohnya adalah “Pojok Kopi Wakaf” yang hadir selama FESyar berlangsung.
“Mari kita minum kopi sambil berwakaf. InsyaAllah menjadi amal jariyah kita di kemudian hari,” ucapnya.
Lampung Bangga Jadi Tuan Rumah
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan menjadikan Lampung sebagai tuan rumah FESyar Regional Sumatera 2025.
“Kami merasa sangat terhormat. Ini menunjukkan kepercayaan kepada Lampung sebagai bagian penting dari peta ekonomi syariah nasional,” ujar Jihan.
Ia juga menyoroti pentingnya berdagang dalam Islam, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW bahwa sembilan dari sepuluh pintu rezeki berasal dari perdagangan.
“Ini langkah nyata untuk mewujudkan ekonomi syariah yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Jihan menyebut setidaknya ada lima capaian penting selama lima hari pelaksanaan FESyar, antara lain peningkatan jejaring pelaku usaha syariah, penguatan rantai nilai halal (halal value chain), peningkatan literasi keuangan syariah, dukungan terhadap ekonomi pesantren, serta tumbuhnya sinergi antar-pemangku kepentingan.
“FESyar ini strategis untuk mengembangkan ekonomi pesantren agar lebih maju dan mandiri,” tambahnya.
Ia berharap semangat yang dibangun lewat FESyar tak berhenti di acara ini saja, melainkan menjadi momentum memperkuat inovasi, literasi, serta inklusi keuangan syariah secara berkelanjutan.
“Saya mengajak semua pihak menjadikan Sumatera sebagai poros utama ekonomi syariah nasional,” katanya.
Capaian FESyar 2025
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, dalam laporannya menyampaikan bahwa FESyar Sumatera 2025 melibatkan 210 UMKM dari seluruh wilayah Sumatera.
Acara ini mencatat sejumlah capaian ekonomi, antara lain total transaksi UMKM sebesar Rp1,69 miliar, business matching senilai Rp3,6 miliar, pembiayaan sebesar Rp7,13 miliar, serta penghimpunan wakaf produktif mencapai Rp38,3 juta.
Selain pameran dan forum bisnis, FESyar juga menghadirkan berbagai kompetisi ekonomi syariah, pelatihan untuk dai dan influencer, serta peluncuran program strategis seperti zona kuliner halal, wisata ramah muslim, dan sertifikasi halal untuk 100 pelaku usaha.
Bimo juga memperkenalkan peluncuran aplikasi “Santri Link” hasil kolaborasi dengan Pesantren Darul Amal Lampung, yang menjadi proyek percontohan digitalisasi manajemen pesantren pertama di Indonesia.
“Ini adalah bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang inklusif,” ujar Bimo.
Ia berharap pelaksanaan FESyar 2025 menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran ekonomi syariah di Sumatera dan menjadikan Lampung sebagai salah satu pusat penggeraknya.(*)