BANDAR LAMPUNG, INIHARI.ID — Pemerintah Provinsi Lampung terus mendorong pengurangan angka pengangguran dengan memperkuat sinergi bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Fokus utama kerja sama ini adalah menyiapkan tenaga kerja migran asal Lampung secara lebih terstruktur, profesional, dan siap bersaing di pasar kerja global.
Langkah tersebut ditindaklanjuti melalui rapat koordinasi virtual yang digelar bersama BP2MI dan sejumlah perangkat daerah terkait, Rabu (18/6/2025), di Ruang Rapat Sakai Sambayan, Kompleks Kantor Gubernur Lampung.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, M. Firsada, menegaskan bahwa penguatan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci dalam menurunkan angka pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Lampung masih menghadapi persoalan pengangguran yang cukup besar. Berdasarkan data BPS 2024, jumlah pengangguran di Lampung melebihi 200 ribu orang, mayoritas dari lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi,” ujar Firsada.
Ia menambahkan, Lampung merupakan salah satu kantong pekerja migran potensial di Indonesia. Karena itu, Pemprov berupaya mengubah pola penempatan PMI menjadi lebih formal, terdidik, dan profesional.
Data BP2MI mencatat, hingga Juni 2025, Lampung telah mengirimkan 9.154 pekerja migran ke berbagai negara. Tujuan terbanyak adalah Taiwan (4.584 orang), disusul Hong Kong (2.389), Malaysia (697), Singapura (616), dan Jepang (385).
Dari jumlah tersebut, 35,1 persen (3.211 orang) bekerja di sektor formal, sementara sisanya 64,9 persen (5.943 orang) berada di sektor informal. Lima jabatan paling umum yang diisi oleh PMI asal Lampung yakni caregiver, housemaid, worker, domestic worker, dan housekeeper.
Migran Vokasi dan Program Desa Migran Emas
Salah satu upaya konkret yang dijalankan adalah Program Migran Vokasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Program ini ditujukan untuk menyiapkan lulusan SMA/SMK dan siswa kelas XII agar siap memasuki pasar kerja internasional, terutama ke Jepang.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Thomas Amirico, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kebijakan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Program ini terbagi dua, yaitu pelatihan untuk alumni dan siswa kelas XII. Sampai saat ini, tercatat lebih dari 2.000 alumni dan sekitar 7.000 siswa kelas XII telah mendaftar secara sukarela melalui sekolah masing-masing,” kata Thomas.
Materi pelatihan mencakup penguasaan bahasa Jepang (level N5 dan N4), pemahaman pasar kerja internasional, prosedur migrasi legal, hingga penyusunan dokumen dan keterampilan penunjang. Pelatihan untuk alumni berlangsung tiga bulan, sedangkan bagi siswa kelas XII dijalankan selama 12 bulan penuh.
Selain itu, Thomas juga memperkenalkan Program Desa Migran Emas, yang bertujuan meningkatkan literasi migrasi aman dan memperluas akses informasi kerja luar negeri di tingkat desa.
“Lewat program ini, masyarakat desa akan diberikan edukasi soal migrasi legal dan aman, peluang kerja luar negeri, serta penguatan peran perangkat desa dalam pengelolaan dan pelindungan PMI,” ujarnya.
Pemprov Lampung berharap, sinergi dengan BP2MI dan seluruh pemangku kepentingan dapat menjadikan Lampung sebagai contoh daerah dalam pengelolaan migrasi yang aman, profesional, dan produktif. (*)