Bandar Lampung, inihari.id – Sastrawan Lampung, Isbedy Stiawan ZS, mendapat surprise perayaan Ulang Tahun ke 66 dari rekan-rekan sejawatnya Komunitas Penulis Muda Lampung.
Perayaan sederhana namun khidmat tersebut digelar di Aula KNPI Provinsi Lampung Jl. ZA Pagar Alam, Gedong Meneng, Bandar Lampung, pada Rabu malam (5/6/2024).
Kendati Bandar Lampung masih gelap gulita karena adanya pemadaman listrik akibat gangguan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Lubuk Linggau – Lahat, tak mengurangi khidmat acara.
Sekira 70 undangan terdiri dari kerabat dekat, tokoh-tokoh politik, rekan penggiat seni, budayawan, dan sebagainya nampak hadir pada kegiatan yang diisi pembacan puisi dan testimoni tersebut.
Anggi Farhan Saputra, ketua pelaksana kegiatan menjelaskan, perayaan ulang tahun Paus Sastra Lampung ini tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.
Dikatakan, dirinya hanya berkomunikasi dan meminta saran bagaimana acara malam ini bisa berlangsung, sukses, dan tanpa sepengetahuan Isbedy Stiawan ZS.
“Ayah Isbedy tidak tahu, karena kami ingin membuat kejutan. Dalam merencanakan ini berubah-ubah dan ada penambahan,” kata Anggi kepada awak media.
Dia meminta maaf jika ada kesalahan dalam menggelar perayaan ulang tahun tersebut.
“Dari lubuk hati kami terdalam ingin memberi kejutan, sebagai bentuk rasa kagum. Kami juga mendoakan semoga ayah tetap sehat, panjang usia, dan selalu mengharumkan Lampung,” kata Anggi Farhan mewakil seluruh panitia.
Dia juga berterima kasih kepada para undangan yang telah bersedia datang diantaranya Yozi Rizal, Ebil, Muchlas E Bastari, Agusri Junaidi, Ari Pahala Hutabarat, Yulizar Lubay, Alexander Gebe, Arief Mulyadin, Jauza Imani, Nanang R Supriyatin, dan lain-lain.
“Saya haturkan terima kasih, sebab tanpa dukungan mereka maka acara ini tak akan terjadi,” ucapnya.
Dipandu host acara Ebil Entertain dan Diska dari Komunitas Penulis Muda Lampung acara diisi pembacaan puisi oleh Agusri Junaidi, Jauza Imani, Yuri Arsyad Temenggung, dan diiringi petikan gitar klasik Lampung dari mahasiswa Unila.
Sementara Fitri Angraini, istri Isbedy Stiawan ZS, yang juga berperan di balik kegiatan tersebut pada sambutannya berharap Isbedy tetap dapat terus berkarya.
“Dipanjangkan umur, dan menjadi panutan bagi keluarga dan orang banyak. Juga tetap memberi inspirasi bagi kesastraan di Lampung,” ujar Fitri.
Dalam sambutannya, Isbedy Stiawan ZS mengaku terharu atas surprise perayaan Ulang Tahunnya yang ke 66. Dia tidak menyangka akan mendapatkan kejutan semeriah ini.
“Saya benar-benar tidak tahu dan sungguh terharu atas kejutan ini. Kalau tak kuat rasanya akan terjerembab. Ternyata orang-orang baik tetap ada di antara kita,” ujar Isbedy dengan nada terharu campur gembira, karena panitia bergerak senyap.
“Sungguh saya terpana, setelah tiba di sini dengan acara yang cukup meriah. Kerja bagus anak-anak muda. Kerja yang senyap untuk keramaian,” ungkap Isbedy.
Isbedy pun turut menyampaikan terima kasih kepada para panitia acara terkhusus Fitri Angraini istrinya serta seluruh undangan yang hadir.
“Sumbangsih kawan-kawan semoga mendapat catatan amal dari Allah,” tutupnya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung Yozi Rizal saat diminta memberikan sambutan mengucapkan selamat menemui kembali hari lahir untuk Bang Isbedy yang ke 66.
“Sukses dan terus mengalir karya-karyanya untuk mempertahankan reputasinya sebagai Paus Sastra Lampung,” kata Yozi Rizal yang datang bersama kolega nya Ketua DPRD Lampung Utara Wansori, mendampingi Ketua DPD PD Lampung Edy Irawan Arief yang juga datang sebagai undangan.
Pada kesempatan tersebut Wansori juga diminta memberikan testimoni. Politisi Partai Demokrat itu mengatakan Isbedy merupakan sastrawan besar milik masyarakat Lampung yang buah karyanya sudah mendunia.
“Saya berharap Bang Isbedy tetap bisa berkarya, dipanjangkan umurnya, dan jadi kebanggaan Lampung,” ucapnya.
Isbedy Sriawan ZS sendiri pada akhir acara tampil membaca puisi yang baru ditulisnya pada sore kemarin, dan dibagian melalui media sosial Facebook miliknya.
Berikut puisi yang dibacakan Isbedy Stiawan ZS pada perayaan HUT nya yang ke 66 :
Puisi Yang Kubacakan
ia kini memilih berdiri di depan pintu
selangkah lagi melepas selasar
jalan sudah menyilakan berangkat
dan ia telah pula berbenah
meski tak ia bawa pakaian dan celana
juga selimut biasa ia bungkus tubuhnya
kala kedinginan; “di sana sudah disediakan
penutup aurat, selimut sekiranya udara dingin
(tapi apa iya di sana masih ada cuaca?)
dan segala ciuman yang belum ia tunaikan
(namun apa iya di sana ada syahwat?)
pada jelang temaram di luar
ia ingin gerakkan kakinya
melangkah… “tunggu waktumu
bukan sekarang! kendaraan untukmu
masih diperbaiki…” suara itu,
mengingatkan lelaki itu
pada asisten yang selalu datang
untuk menawarkan atau memberi
lelaki itu masih berdiri
selepas selasar
tapi belum sampai pintu halaman
5 Juni 2024.*** (rls)
