INIHARI.ID – Di tengah panggung budaya yang memajang ornamen khas Lampung dan spanduk bertuliskan “Cinta Lampung”, aroma sedap dimsum dan siomay menyapa pengunjung yang melintas.
Di salah satu sudut Kantin Gedung Lamban Kuning Jl. Pangeran Suhaimi, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung hadir sosok perempuan ramah mengenakan busana syar’i dengan senyum tulus, menyambut setiap pelanggan dengan hangat.
Dialah Rita, pemilik Dapoer Mamita, pelaku UMKM yang kini mulai dikenal karena sajian dimsum dan siomay buatannya yang menggugah selera.
Dapoer Mamita menyajikan menu utama dimsum seharga Rp2.500 per buah dan siomay Rp1.500 per buah. Tak hanya itu, varian spesial seperti Dimsum Mentai juga tersedia dengan harga Rp10.000 untuk 3 buah. Harga yang bersahabat dengan lidah dan kantong ini membuat lapak kecil Mamita tak pernah sepi pengunjung.
Tak hanya menjual untuk konsumsi langsung, Mamita juga menawarkan produknya dalam bentuk beku (frozen) yang dikemas dalam plastik vakum, cocok bagi pelanggan yang ingin menyimpan untuk disajikan kemudian.
“Alhamdulillah, pesanan frozen dari luar kota juga mulai berdatangan,” tutur Mamita panggilan akrabnya, dengan mata berbinar.
Yang menarik, Mamita juga membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin menjadi reseller. Melalui nomor WhatsApp yang tertera di spanduk (0813-6907-0007), ia siap menerima pemesanan dalam skala besar maupun kecil.
Di tengah geliat ekonomi kreatif dan semangat mencintai produk lokal, Dapoer Mamita bukan sekadar tempat jualan makanan. Ia menjadi bagian dari denyut ekonomi rakyat dan simbol ketekunan perempuan Lampung yang mandiri.
“Saya hanya ingin berdaya, sambil membawa cita rasa yang bisa dinikmati semua kalangan,” ujarnya.
Keberadaan Dapoer Mamita yang buka setiap hari dari Senin hingga Sabtu dari pukul 10.00 wib hingga pukul 21.00 wib inj menjadi bukti bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga identitas dan perjuangan.
“Selain bisa dipesan langsung di gerai Lamban Gedung Kuning, dapat juga dipesan melalui aplikasi gofood bagi konsumen yang mager (malas gerak),” terangnya.
Dan di balik meja kayu sederhana itu, senyum Mamita menyimpan harapan besar: agar UMKM lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Mohon doanya, semoga dagangan saya laris manis dan disukai pecinta Dimsum dan Siomay. Harapannya ke depan UMKM saya bisa terus berkembang sehingga bisa memiliki cabang diberbagai tempat dan jadi produsen Dimsum dan Siomay yang dikenal khususnya di Bandarlampung,” pungkasnya. (Fesa)