BANDAR LAMPUNG, inihari.id – Anggota DPRD Lampung, Drs. H. Azwar Yacub yakin jika DPP Partai Golkar memilih nama Hanan A. Rozak sebagai Calon Gubernur (Cagub) Lampung. Hal ini menyikapi manuver 15 Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota yang tetap mendukung incumbent Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi yang juga merupakan Ketua DPD Partai Golkar Lampung untuk kembali ikut Pilgub Lampung 2024.
“Saya lihat DPP telah mengeluarkan surat tugas ke Hanan A Rozak. Surat tugas ini bukan Hanan sendiri yang buat. Tentu DPP ada pertimbangan. Jadi keputusan bukan di DPD Kabupaten/Kota. Ini mah, manuver kecil saja, kebetulan Arinal Djunaidi masih menjabat Gubernur. Biasalah,” ujar Azwar Yacub yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua OKK DPD Partai Golkar Provinsi Lampung dan Ketua Umum Depidar VII SOKSI Provinsi Lampung, Senin, 1 April 2024.
Azwar Yacub optimis DPP Golkar berlabuh ke Hanan A Rozak. Pertimbangannya karena sosok Hanan lebih dicintai dan dekat dengan masyarakat Lampung sehingga bisa membawa kebesaran Partai Golkar. Ini dibuktikan dengan terpilihnya kembali dirinya sebagai anggota DPR-RI.
“Kalau Arinal apa yang sudah diperbuatnya untuk partai. Sebagai ketua, dia wajib memenangkan Partai Golkar di Lampung. Tapi entah mengapa, saya tak pernah melihat ada perjuangan untuk Partai,” tegas Azwar Yacub seperi dikutif dari be1lampung. com.
Bukti teranyar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus bisa keok dan kalah di Pileg 14 Februari 2024 lalu sehingga gagal ke Senayan. Padahal sosok Lodewijk F. Paulus merupakan simbol dan marwah partai. Jadi ini jelas merupakan tragedi yang memalukan dan memilukan.
“Padahal jika Arinal Djunaidi mau Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus menang Pileg, itu sangat mudah. Tinggal “pejam mata” saja. Sebab selain sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal itu juga “penguasa”. Dia Gubernur Lampung. Sangat mudah “memerintah” atau “memobilisasi” dukungan. Tapi ya itu, tak ada sedikitpun statmen atau pernyataannya untuk kebesaran Partai Golkar,” papar Azwar Yacub lagi.
Seperti diketahui Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung Yuhadi mengatakan 15 DPD Golkar kabupaten/kota tetap solid mendukung incumbent Arinal Djunaidi kembali jadi calon gubernur periode 2024-2029.
Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus sendiri diketahui dipastikan terpental dari Senayan karena kalah di pertarungan Pileg di Dapil Lampung I. Ini lantaran suara Wakil Ketua DPR RI ini kalah dengan caleg internal, Rycko Menoza. Penyebab tersingkirnya Lodewijk F. Paulus adalah karena perolehannya suara kalah telak dengan Rycko Menoza di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandarlampung.
Di Lampung Selatan, Lodewijk F. Paulus hanya dapat 11.068 suara. Sementara Rycko Menoza memperoleh 24.346 suara. Begitu juga di Kota Bandarlampung. Lodewijk F. Paulus hanya dapat 9.044 suara, sementara Rycko Menoza memperoleh 18.580 suara.
Total perolehan suara Rycko sebanyak 53.813 suara. Sementara, Lodewijk yang merupakan caleg nomor urut 1 hanya meraih suara terbanyak kedua sebanyak 50.093 suara di DPR RI Dapil Lampung I.
Hasil pileg 2024 ini sendiri mendapat tanggapan mantan Ketua DPD Partai Golkar Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie.
“Ini jelas tragedi memalukan. Saya ikut prihatin. Dimana sosok Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus adalah marwah atau simbol partai,” ujar Alzier Dianis Thabranie.
Menurut Alzier, harusnya peristiwa ini tak mesti terjadi. Yakni bila semua pengurus Partai Golkar baik tingkat provinsi maupun tingkat Kabupaten/Kota khususnya yang ada di Dapil 1 bekerja maksimal. Seperti di kota Bandarlampung dan Kabupaten Lampung Selatan. Dimana di kedua daerah ini, Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk malah menderita kekalahan telak perolehan suaranya.
“Tapi yang terjadi sebaliknya. Perolehan suara Lodewijk tak maksimal. Ini artinya pengurus atau caleg di tingkat kabupaten/kota atau provinsi hanya “menyelamatkan” badannya masing-masing. Tidak peduli dengan pencalonan Sekjen DPP Partai Golkar,” ujarnya.
Untuk itu Alzier meminta agar secepat nya sebelum Munas Golkar tahun ini, DPP Partai Golkar segera mengevaluasi kepengurusan DPD Golkar Lampung.
“Untuk diketahui saja, zaman saya dulu ada 12 kursi di DPRD Provinsi Lampung. Sementara itu menurun. Artinya ada yang tidak benar,” tambahnya. (*)