Galau Melihat Kondisi Musisi dan Seniman Lampung yang Terpinggirkan, Kiki The Potters Inisiasi Rembug “SEMUA”

BANDAR LAMPUNG, INIHARI.ID – Artis dan penyanyi nasional asal Lampung Kiki The Poters, dalam waktu dekat menginisiasi digelarnya Rembug Seniman dan Musisi Lampung Ungkap Asa (SEMUA).

Acara berkumpulnya para seniman dan musisi Lampung itu menindaklanjuti polemik terkait tidak dilibatkannya dalam even tahunan Pekan Raya Lampung (PRL) dalam rangka HUT Lampung ke 60.

“Ya benar, kita akan agendakan berkumpulnya seluruh seniman, budayawan dan musisi asal Lampung. Acaranya nanti di Rumah Juang Ungkap Asa di kemiling bandar lampung,” kata Kiki saat di wawancarai inihari.id di sela pembuatan video klip lagu terbaru The Potters yang berjudul “Resmikan Saja”, Selasa (23/4/2024).

Untuk waktu dan harinya Kiki mengatakan masih akan dirapatkan dulu. “Tapi Insya-Allah dalam beberapa hari ke depan ini, karena kita harus menemui dan mengundang semua tokoh-tokoh dan seniman se-lampung,” ujarnya.

Pelantun tembang hits “Kamu Keterlaluan” itu mengatakan tujuan digelarnya rembug tersebut salah satunya memang untuk menindaklanjuti persoalan banyaknya seniman, budayawan dan musisi Lampung yang tidak dilibatkan di PRL.

“Namun bukan masalah itu saja, akan kita bahas juga mengenai masalah masa depan seniman, budayawan dan musisi lokal, yang kini makin terpinggirkan dan tidak mendapat perhatian pemerintah,” ungkapnya.

Penyanyi beranak satu itu menambahkan, sebagai orang Lampung haruslah memiliki falsafah hidup Sakai Sambayan atau kerjasama saling suport, saling membesarkan, dan saling menumbuhkan.

Bagaimana senior turut membesarkan juniornya, yang terkenal turut mengendorse seniman musisi yang baru muncul dan berkarya, yang jago di adsense youtube bisa bantu kawan kawan yang belum pandai.

“Pointnya kita kumpul dan mempererat persaudaraan saling Sakai Sambayan,” tegasnya.

Masih kata Kiki, yang kini bernaung dalam satu label dengan Kangen Band itu, sesungguhnya seniman lokal di Lampung ini kurang dihargai baik dari sisi sellerynya maupun dari kesempatan.

“Bagaimana hidup dan kehidupan seniman Lampung bisa sejahtera jika dari hasil karyanya tidak dihargai sepadan,” lanjutnya.

“Contoh saja PRL ini padahal-kan agendanya Pemerintah Provinsi, bukan cuma kesempatan manggung ya, cobalah kawan-kawan media tanya ke musisi asli Lampung yang berkemungkinan manggung di sana, berapa budget mereka dihargai sekali manggung. Nanti kalo sudah tanya barulah kawan kawan media tahu, bagaimana tidak dihargainya hasil karya seniman kita dan itu berdampak pada sulitnya kehidupan seniman kita ini. Betul juga itu kata pak Gubernur Arinal, masa semua dibebankan ke beliau. Harusnya ya dinas terkait yang menangkap keresahan masyarakat seni ini. Tapi ya apalah daya, makanya saya berinisiasi untuk adakan Rembug Seniman ini,” urainya.

Lanjutnya, “Saya baca disertasi Doktoralnya Angga gitaris The Potters, kan Aangga lagi ambil gelar doktor, hasil karya musisi itu memang jadi persoalan, bagaimana itu nasib pencipta lagu. Nanti kalo Angga balik ke Lampung kita ajak kumpul deh dengan media. Intinya di kita ini karya seni itu belum dihargai,” kata dia.

Ditanya apakah rembug ini karena viralnya soal PRL?. Kiki menjawab Rembug ini bukan karena PRL saja, PRL ini hanya pemantik saja, triger atas keresahan para seniman.

Masih kata dia, dalam waktu dekat dirinya bersama seniman dan musisi lainnya akan soan ke beberapa seniman senior lampung utamanya kanjeng Andi Ahmad.

“Ya besok saya mau ngadep Kanjeng Andi Ahmad dulu. Kan beliau senior bagi seniman musisi lampung sekaligus ketua Parfi Lampung kan, tapi Insya Allah di awal Mei ini lah. Kan ini bulan Kebangkitan Nasional. Sekaligus kita jadikan momentum kebangkitan seniman dan musisi lampung,” pungkasnya.(BA)

Exit mobile version