INIHARI.ID, LAMPUNG TENGAH – Hendak berangkat ngaji, seorang bocah bernama Muhammad Al Fajri (6) tercebur ke saluran irigasi kedalaman 2 meter, berarus deras, sekira pukul 16.00 WIB, Sabtu (30/3/2024) sore
Hariadi, warga Kampung Purworejo, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah tetangga korban menjelaskan, jika rumah korban memang berlokasi tepat dipinggir irigasi. Dia tinggal bersama nenek dan kakaknya.
“Dia itu ceritanya mau ngaji, tapi masih nunggu kakaknya yang masih mandi,” katanya seperti dikutif dari Tribunlampung.co.id, Sabtu (30/3/2024).
Hariadi melanjutkan, korban pun keluar rumah sambil menunggu kakaknya bersiap.
Namun, setelah kakaknya keluar rumah, dia panik karena korban sudah tidak ada.
Kemudian, kata dia, korban sempat teriak minta tolong, namun posisinya irigasi dalam dan arusnya deras.
“Sayup-sayup ada suara minta tolong, tapi pada nggak berani nyebur, saya hanya berusaha mencari orang yang bisa berenang,” katanya.
“Jam segitu posisinya memang sepi, ke dalaman irigasi sekitar 2 meter lebih, arusnya deras, bocah yang tercebur pasti tenggelam,” tambahnya.
Hilang Tenggelam
Bocah bernama Muhammad Al Fajri (6) hilang terseret arus irigasi Kecamatan Kotagajah, Sabtu (30/3/2024) pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan lokasi tenggelamnya korban berada di Dam 17, Kampung Purworejo, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah.
Sekira pukul 21.00 WIB, terlihat puluhan warga setempat masih berkumpul di tanggul irigasi, di titik diduga korban terjatuh.
Sementara, di irigasi terlihat perahu karet Basarnas Lampung tengah masih menyisir lokasi.
Masih di tempat yang sama, personel Polsek Punggur, Koramil 411-05/Punggur bersama para warga turut melakukan pencarian.
Ketua Tim Basarnas Lampung Yanda mengatakan, pihaknya mulai melakukan proses pencarian sekira pukul 18.30 WIB.
“Beranggotakan 7 orang, kota setiba di lokasi langsung melakukan pencarian,” katanya.
Yanda mengatakan, dalam pencarian personelnya menggunakan rubber boat dan aqua eye.
Hingga pukul 22.00 WIB, Yanda dan personel gabungan masih belum menemukan korban.
Pihaknya sejauh ini pun masih melakukan pemantauan di lokasi.
“Kami berkoordinasi dengan perangkat kampung untuk tutup pintu air irigasi, kita juga melakukan pemantauan secara berkala,” pungkasnya. (*)