Mantan Aktivis PRD Abu Hasan Akan Daftar Pilgub Lewat PDI Perjuangan

BANDAR LAMPUNG, INIHARI.ID – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Lampung Abu Hasan, berencana ikut berkontestasi pada pemilihan calon gubernur (Pilgub) Lampung yang akan digelar 27 November 2024 mendatang.

Melalui rilis yang dikirimkan ke redaksi inihari.id, Abu Hasan mengatasnamakan perwakilan seluruh komunitas Juang Rakyat Lampung akan mendaftar dan mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur di penjaringan PDI Perjuangan.

“Berkenan agenda pergantian kepemimpinan di bumi ruwa jurai Lampung 2024 sesuai konstitusi yaitu pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) gubernur dan wakil gubernur serentak Lampung 2024 insyaallah saya Abu hasan, mewakili seluruh komunitas Juang Rakyat Lampung besok Senin 22 April 2024 akan mengambil berkas pencalonan gubernur dan wakil gubernur Lampung di kantor DPD PDIP Lampung, mohon doa dan dukungannya,” kata Abu Hasan, Minggu (21/4/2024).

Dijelaskan mantan aktivis 98 itu, dirinya akan mendaftar sekira pukul 10.00 WIB dengan titik kumpul keberangkatan di Posko Komunitas Juang Rakyat, Jl. Dempo No. 25 Labuhan Ratu Banda Lampung.

Mantan aktivitas Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini mengaku alasannya ikut maju berkontestasi karena kegelisahannya melihat pemimpin rakyat Lampung saat ini tidak lagi benar-benar memperjuangkan nasib rakyat.

Rakyat hanya dijadikan alat untuk memperkaya diri dan membangun kekuasaan dengan para kroni-kroninya, menghamba kepada oligarki dan kapitalisme pemilik modal.

“Gubernur adalah penyambung lidah rakyat, bahwa ke depan dibutuhkan sosok yang paham persoalan rakyat,” ujarnya.

Aktivis dan politisi yang sering melakukan pendampingan kasus tanah rakyat ini menyatakan siap bekerja sama dengan siapapun yang nantinya didukung oleh partai pengusung.

“Ya siap bekerjasama dengan siapapun yang didukung Parpol Pengusung,” ujar dia.

Masih ujar dia, pilkada sebagai momen sarana untuk berjuang rakyat, dirinya sudah siapkan jaringan yang selama ini sudah dibangunnya.

“Ya, modal kita maju ini hanya Bismillah serta modal sosial dan jaringan selama 25 tahun mendampingi rakyat dalam komunitas juang, itu saja modal dasar kita maju pilgub ini,” pungkasnya.

Siapa Sosok Abu Hasan?

Mungkin belum banyak yang mengenal sosok Abu Hasan yang tiba-tiba tanpa angin tanpa hujan ingin maju di Pilgub Lampung yang notabene adalah kancah pertarungan orang-orang kuat yang punya kuasa dan uang banyak.

Dikutif dari clikinfo.co.id yang ditulis sejawatnya Muzzamil, Abu Hasan adalah salah satu saksi hidup dan pelaku sejarah gerakan reformasi 1998 di Lampung.

Saat berkuliah di Universitas Bandar Lampung (UBL) mengambil Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung (UBL) angkatan 1999 lah aktifitasnya bersinggungan dengan politik dimulai setelah bergabung menjadi anggota Partai Rakyat Demokratik (PRD).

Kala itu situasi revolusioner tanah air pasca kejatuhan Orde Baru Soeharto, ikut memaksanya tercebur jadi aktivis kampus.

Abu Hasan tercatat pernah menjadi aktivis Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Teknik UBL 1999-2002 dan Dema UBL 2000-2002, Forum Mahasiswa (Forma) UBL pimpinan eks aktivis Dewan Pelajar Lampung (DPL) Rahmad, dan Forum Mahasiswa Lampung (Formala) pimpinan Harun dan Bahrul Ediwan medio 1999-2002.

Berikutnya dia tercatat jadi Ketua Eksekutif Komisariat Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) UBL 2000-2001, Ketua Eksekutif Kota LMND Bandarlampung 2001-2002, dan Ketua Eksekutif Wilayah (Ekswil) LMND Lampung 2002-2003.

Jelang Pemilu kedua pasca reformasi 2004, pria enerjik berdarah Kayu Agung, Sumatera Selatan, anggota paguyuban etnis Himpunan Keluarga Kayu Agung (HKKL) Lampung ini lalu kepincut terjun ke dunia politik praktis.

Setelah keluar dari Partai Rakyat Demokratik (PRD), Abu Hasan lalu bergabung di kepengurusan Partai Oposisi Rakyat (Popor) bentukan PRD bersama organisasi front rakyat, namun sayang tak lolos verifikasi dan gagal ikut Pemilu 2004.

Semangat tak mengendur, Abu Hasan juga pernah jadi Ketua DPW Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) Lampung 2006-2009, juga bentukan PRD dan organ sekawan yang kembali gagal ikut Pemilu 2009.

Partai ini lantas melebur ke Partai Bintang Reformasi (PBR), parpol yang didirikan dai kondang KH Zainudin MZ.

Berangkat dari ‘kesadaran sementara’ bahwa Pemilu sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam sistem politik demokrasi pantang dilewatkan barang sehari, Abu Hasan sejenak banting setir.

Dia kemudian terlibat senyawa kinetik kerja-kerja mesin politik bareng (saat itu Ketua Partai Hati Nurani Rakyat/Hanura Lampung dan Ketua Fraksi Partai Hanura DPRD Lampung 2009-2014) Andi Surya.

Abu juga terlibat menggerakkan penyelesaian sejumlah kasus perampasan hak rakyat masa lalu, lantas diajukan sebagai agenda politik parlementer Hanura Lampung.

Selanjutnya, kurun 2010-2013, Abu yang pernah sejenak duduk jadi pucuk pimpinan PRD Lampung sebelum nonaktif, mendirikan dan memassalkan perjuangan kaum tani dan rakyat perdesaan korban perampasan hak agraria oleh rezim kapitalis-militeristik Orde Baru Soeharto lewat organisasi rakyat yang didirikannya bareng Ahmad Jayani serta dua mantan Ketua PRD Lampung, Ali Akbar dan Badri, yakni Gerakan Petani Lampung (GPL).

Memanfaatkan momen waktu tersisa, entah bagaimana ceritanya, dia kemudian bergabung dan menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPRD Lampung dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) nomor urut 5 dapil Bandarlampung di Pemilu 2014.

Dapat 9 ribuan lebih suara sah pemilih, Abu menginisiasi upaya dulang suaranya melalui jalur advokasi hak-hak dasar rakyat miskin kota terutama kaum ibu dan perempuan, dengan menggaet kakaknya, Ochi Yulia, mendirikan organisasi rakyat, Perhimpunan Perempuan Demokratik (PeRADA).

Meski gagal terpilih alih-alih dilantik, Abu Hasan enggan sial. Berikutnya, dia justru berjibaku dan mampu merangsek ke barisan ‘ring satu’, bahkan jadi staf pribadi Wakil Gubernur Lampung 2014-2019 Bachtiar Basri, kala itu.

Sebelumnya, tak ketinggalan, jelang kian dekatnya hajat Pilpres 2014, sebelum Om Bach, demikian Bachtiar Basri karib disapa, keduanya mendirikan Baramuda Lampung, organ relawan swadiri pendukung capres Joko Widodo (Jokowi), antara lain aktif beri advokasi gratis kasus sengketa agraria dan bantuan ambulans gratis bagi rakyat miskin.

Tak kapok, pada pesta demokrasi tepatnya Pemilu kelima pascareformasi, Abu Hasan maju lagi kali ini jadi caleg DPRD Lampung Selatan dapil Tanjung Bintang dari Partai Demokrat di Pemilu 2019, meski kembali gagal.

Padahal, Abu Hasan relatif sukses menunaikan berbagai penugasan khusus Bachtiar. Termasuk turut memperjuangkan pemenangan duet cagub-cawagub Ridho-Bachtiar pada Pilgub 2018.

Dan terakhir, usai lahir Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) juga bentukan PRD, front organ sekawan dan individu prodemokrasi pada 1 Juni 2020, Abu Hasan pun sejenak jadi ketua pertama DPW PRIMA Lampung.

Sebelum lengser digantikan kompatriotnya Badri. PRIMA sendiri diketahui usai sempat daftar KPU nun pasca verifikasi administrasi dinyatakan tidak memenuhi syarat. Setelah gugat sana sini, kasusnya viral, kendati sempat masuk bagian dari 20 parpol nasional calon peserta Pemilu 2024, tetap saja gagal lolos.

Kini, PRIMA tercatat sebagai satu-satunya parpol nasional non peserta Pemilu 2024 pendukung capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Sementara Abu Hasan sendiri memilih bergabung menjadi relawan Ganjar-Mahfud dan terlihat dekat dengan sekretaris PDI Perjuangan Lampung, Sutono. (FSA/dbs)

 

Exit mobile version